Keep smiling keep shining
Knowing you can always count on me
For sure .. that’s what friend are for
In good times and bad times
I’ll be on your side forever more
That’s what friend are for ...
kirim karya kawan-kawan di tata.sugandhi@gmail.com

Sabtu, 04 Februari 2012

I LOVE BUMIKU

Nama : Risna Wijayanti
Komunitas : Swara Nusa
Alamat : Klebakan RT 08 / RW 04 Salamrejo, Sentolo, KP

               Udara pagi yang segar dan berembun, pelan-pelan membelai lembut wajahku, dan membangunkanku dari mimpi yang indah, bersamaan dengan itu kudengar alunan merdu adzan subuh dan kokok ayam janyan brsahut-sahutan . Aku pun bangun dan memulai rutinitas pertamaku “Sholat Subuh”. Ya . . . itulah rutinitasku setiap pagi sebagai seorang muslimah. Selesai sholat subuh aku sarapan, memcuci piring, menyapu, mandi, dan berangkat sekolah. Saat itulah kulihat lalu lalang pedagang yang akan ke pasar, para pelajar, dan orang-orang dengan semua kepentingan masing-masing. Jalanan di depan rumahku mulai sibuk.
               Setiap pulang sekolah sampai dengan sore hari, anak-anak bermain layang-layang dan sepak bola di lahan kosong dekat rumahku. Ku dengar twa polos mereka yang seolah tanpa beban dan menyiratkan kebahagiaan. Kini, aku mulai beranjak remaja beranjak remaja, ingin rasanya aku mngulangi hal-hal diwaktu aku kecil. Masih jelas ingatanku dan lingkunganku yang masih indah dan sejuk dari waktu aku kecil.
             Aku pun tak habis pikir, mengapa ya orang menganggap kalau menanam pohon hanya akan ngabisin duit, nambah polusi, nambah energy buat nyapu dll. Padahal, Tuhan telah mengajak manusia untuk menggunakan nalar dalam menjelajah semesta, Sebab, hanya melalui penjelajahan dan perenungan mendalam, segenap misteri yang menyelubungi semesta akan terkuak. Sejak abad primitive sampai modern, umat manusia selalu berusaha menyingkap tabir semesta. Sebab, dengan cara seperti itulah mereka dapat menggapai teknologi yang semakin canggih dan maju.
            Dalam pandanganku, walaupun ini era millennium ke tiga, tetapi tidak semuanya harus serba plastik, serba instan. Masyarakat Indonesia justru harus dibiasakan berperilaku produktif, bukan konsumtif dengan meminimalkan penggunaan plastik dan zat kimia. Agar masyarakat di Indonesia semakin sadar akan harkat dan martabatnya di mata dunia dan Tuhan karena Tuhan menyukai orang yang bekerja keras, bukan hanya semakin terlena dengan teknologi yang memanjakan kita, membuat kita lupa kepada Tuhan akan hakekat manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Tuhan.
          Aku sadar, kalau masyarakat di sekitarku belum banyak yang peduli akan manfaat barang hasil daur ulang. Penggunaan tas-tas dari wadah sunlight, minyak goreng, dsb. Masih sangat minim, padahal bisa dikatakan lebih ekonomis. Kalau kita menggunakan tas itu, kurasa kita sudah bisa dikatakan aktivis lingkungan hidup. Walaupun hanya dari hal sepele. Karena, menurutku dari hal sepele itulah kita bisa memperoleh faedah yang sangat besar.
         Usaha yang mulai aku lakukan untuk menyelamatkan bumi dari global warming, ialah menanam pohon. Karena, setiap orang yang menanam pohon untuk kelestarian alam, keseimbangan alam, kesejukan udara, dan pelbagai fungsi lainnya, dapat menangkap pesan yang lebih esensial di balik itu, yakni ia akan mendapatkan nilai kebajikan dari setiap perbuatannya.
            Di sekolah, jika temanku membuang pastik permen sembarangan, langsung aku ingatkan tapi jika iya tidak mau mengambilnya dan memasukkan ke tempat sampah, maka aku pun langsung turun tangan. Walaupun teman-teman banyak yang menganggapku aneh, tapi aku pun tidak sakit hati. Karena aku yakin, kalau mereka sudah merasakan menfaatnya pasti mereka menyadari betapa pentingnya lingkungan bersih.
        Aku berharap bisa menjadi aktifis lingkungan kemanusiaan yang handal, dapat mendapatkan kembali lingkunganku yang indah dan sejuk, serta dapat menjadi anak Indonesia yang dapat mengharumkan nama Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar